Berita
KontraS Prihatin Menyempitnya Ruang Sipil, 44 Aduan Orang Hilang Masuk Posko
Jakarta – Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) menyampaikan keprihatinan atas kondisi ruang sipil yang semakin terbatas pasca aksi unjuk rasa di Jakarta. Wakil Koordinator Bidang Eksternal KontraS, Andrie Yunus, menilai pola penangkapan dan perlakuan represif yang terjadi justru mempersempit partisipasi masyarakat dalam menyampaikan pendapat.
“Penangkapan besar-besaran dan perlakuan represif justru mempersempit ruang sipil. Situasi ini menunjukkan perlunya perhatian serius negara agar praktik pelanggaran HAM tidak dibiarkan berulang,” ujar Andrie Yunus, belum lama ini.
Sejak membuka posko pengaduan pada 31 Agustus 2025, KontraS telah menerima 44 laporan dugaan orang hilang. Dari jumlah itu, tiga orang aktivis hingga kini masih belum ditemukan.
Koordinator KontraS, Dimas Bagus Arya, menjelaskan ketiga nama tersebut yakni Reno Syahputradewo dan Muhammad Farhan Hamid yang terakhir terlihat di sekitar Mako Brimob, Kwitang, serta Bima Permana Putra yang dilaporkan hilang di kawasan Glodok, Jakarta Barat.
“KontraS telah membuka posko aduan sejak 31 Agustus. Hingga kini terkumpul 44 aduan, dan tiga orang masih belum ditemukan keberadaannya,” terang Dimas.
KontraS mendorong Komnas HAM untuk segera melakukan penyelidikan menyeluruh dan memastikan negara hadir dalam menjamin keamanan serta hak warga negara yang menggunakan kebebasan berekspresi di ruang publik.